Mana yang Lebih Baik, Engagement atau Followers?
Sebagai pebisnis atau marketer di jaman serba digital, mungkin Anda sudah menjadikan social media sebagai salah satu bagian dari strategi marketing dalam bisnis Anda. Bahkan, mungkin bisnis Anda sudah memiliki akun di beberapa channel social media Facebook, Instagram, Google+, pinterest, dan platform media lainnya.
Namun secanggih apapun strategi social media Anda, ada dua metric pengukuran sosial media yang paling umum yaitu pengikut atau follower dan keterlibatan alias engagement. Ada banyak sekali perdebatan tentang kedua metric tersebut, seperti halnya mungkin Anda juga memiliki pendapat yang sama. Manakah yang lebih penting dalam social media? Apakah follower atau engagement?
Mungkin sebagai marketer, Anda juga dituntut oleh manajemen untuk meningkatkan jumlah follower social media perusahaan atau bisnis. Pasalnya dari survei yang dilakukan oleh Incite Group tahun 2017, pertumbuhan follower menjadi prioritas utama bagi banyak perusahaan.
Padahal, apalah artinya pertumbuhan follower yang signifikan, tapi follower tersebut tidak ‘mengkonsumsi’ konten Anda. Ilustrasinya, social media bisnis Anda memiliki 80.000 follower. Namun, bila Anda memposting konten dengan engagement yang nol, maka follower Anda pun nol.
Oleh karena itu, Anda perlu memahami tujuan bisnis Anda terjun di dunia social media. Penting untuk dicatat, bahwa bila tujuan Anda adalah brand awareness dan membangun hubungan dengan audiens atau penggemar Anda, maka engagement adalah KPI utamanya. Ada tiga alasan mengapa engagement lebih penting daripada jumlah follower.
Engagement Mempengaruhi Visibilitas Konten
Yang harus diingat oleh perusahaan saat memasuki social media adalah tak hanya untuk meningkatkan brand awareness saja, tetapi juga engagement dengan audiens atau fans produk atau bisnis Anda. Mengapa engagement penting? Engagement mempengaruhi kemungkinan audiens Anda melihat postingan Anda pada newsfeed mereka. Dengan kata lain, engagement mempengaruhi visibilitas konten Anda.
Salah satu jenis engagement yang tak kalah penting adalah berbagi atau share. Berbagi akan sangat mempengaruhi berapa banyak orang yang akan melihat postingan Anda. Apalagi perubahan algoritma terbaru pada newsfeed Facebook memprioritaskan konten yang berasal dari teman dan keluarga dibandingkan dengan fanpage.
Komponen lain yang tak kalah penting adalah reaksi. Mengapa? Karena reaksi menyampaikan sinyal yang lebih kuat bahwa Anda ingin melihat postingan daripada sekedar like. Lagi pula, butuh waktu lebih lama untuk meninggalkan reaksi pada postingan daripada untuk like. Oleh karena itu, pemasar harus berusaha untuk membuat konten yang mendorong reaksi dari audiens mereka.
Engagement Menunjukkan Konten yang Berresonansi dengan Audiens
Kembali lagi kepada tujuan masuknya ke social media, bila tujuan Anda adalah membangun hubungan dengan audiens atau fans Anda, maka Anda pasti harus melihat engagement. Seperti halnya algoritma Facebook dan Instagram yang menunjukkan konten paling relevan berdasarkan minat dan keterlibatan audiens Anda.
Oleh sebab itu, bila konten Anda tidak berresonansi dengan audiens Anda, maka besar kemungkinan follower atau audiens Anda akan menyembunyikan posting Anda, melaporkannya sebagai spam atau bahkan menyembunyikan semua posting Anda dari halaman mereka. Itulah mengapa Anda perlu mengukur kinerja social media Anda dan menentukan konten mana yang menarik dan tidak menarik bagi audiens atau follower Anda.
Selain itu, untuk dapat memahami kekuatan komunitas Anda pada social media, ada baiknya Anda juga melacak engagement tersebut. Sehingga Anda akan dapat mengidentifikasi konten mana yang dapat mempertahankan “pelanggan setia” Anda dan memungkinkan Anda menyesuaikan strategi konten Anda untuk meningkatkan engagement yang berulang.
Singkatnya, engagement adalah metrik yang lebih berguna saat sasaran Anda adalah meningkatkan brand awareness dan membangun hubungan dengan audiens Anda. Ini juga dapat membantu Anda menjadi lebih efisien dalam strategi berbayar Anda.