Tingkatkan Harga Produk dengan Trik Psychological Pricing
Psychological Pricing atau harga psikologis, hah apaan tuh? Mungkin sebagian dari kamu belum terlalu familiar dengan istilah yang satu ini. Singkatnya, harga psikologi adalah sebuah strategi penetapan harga dengan memainkan psikologis seseorang. Tentu saja, tujuannya adalah untuk meningkatkan cuan dan biasanya sering digunakan oleh para penjual dengan cara menetapkan harga ganjil pada produk yang mereka tawarkan.
Lalu seperti apa cara menggunakan trik Psychological Pricing bagi bisnis? Apakah trik ini bisa meningkatkan harga jual produk atau jasa yang kamu tawarkan? Simak ulasannya di bawah ini ya.
Definisi Psychological Pricing
Pada umumnya, psychological pricing merupaka cara bagaimana menentukan harga berdasarkan teori dengan menyakini bahwa harga tersebut bisa memiliki dampak psikologis bagi buyer atau pembeli.
Biasanya, harga-harga psikologis akan sering kamu jumpai di bisnis retail. Harga-harga di bisnis retail kerap di atur dengan seunik mungkin. Harga barang retail umumnya tidak pernah memiliki nominal bulat. Contohnya, harga gula mempunyai harga Rp. 11.579,- atau sebuah pasta gigi senilai Rp.8.675,-.
Psychological Pricing dan Cara Kerjanya
Dalam cara kerjanya, menaruh angka-angka pada harga psikologis tidak bisa kamu lakukan sembarangan
Dalam penelitian oleh Marketing Bulletin pada tahun 1997, sebanyak rata-rata 60% harga pemasaran selalu berakhiran dengan angka 9, kemudian 30% berakhiran dengan angka 5, 7% berakhiran dengan angka 0 dan sisanya menggunakan angka kombinasi.
Dari hasil penelitian tersebut, kita bisa tahu bahwa penentuan harga pemasaran yang tidak bulat dalam mempengaruhi konsumen dari segi psikologisnya. Dan angka 9 menjadi angka yang paling sering digunakan dala membuat trik Psychological Pricing.
Angka 9 disebut memiliki pengaruh yang cukup tinggi untuk mempengaruhi psikologi konsumen. Sebagai contoh, ada sebuah tv memiliki harga jual Rp. 4.100.000,- dan di tempat lain dijual dengan harga Rp. 4.099.000,-. Kira-kira mana yang akan konsumen pilih? Tentu saja tempat kedua, karena ia merasa tempat kedua lebih murah padahal jika kamu cermati baik-baik, kedua harga ini sama saja.
Aturan Menentukan Psychological Pricing
Menentukan harga psikologis sudah tercantum dalam undang-undang. Jika harga barang memuat angka nominal yang tidak ada di Indonesia, seperti contohnya harga barang dengan nominal angka yang tidak bulat, maka dalam transaksi pembayarannya, pelaku usaha atau penjual dapat membulatkan harga tersebut.
Kunjungi website kami untuk dapatkan informasi tentang digital marketing dan kelas digital marketing. Jangan lupa untuk follow Instagram kami juga ya supaya nggak ketinggalan informasi terbaru tentang bisnis dan juga digital marketing.
[super_form id=”14361″]