fbpx

Apa Saja Hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk Menentukan Harga Jual Produk?

Menentukan harga produk sama pentingnya dengan merancang produk itu sendiri. Meski kita punya produk yang baik, bila harga yang kita tawarkan tidak tepat, maka konsumen akan enggan membelinya. Sekilas harga terlihat sepele, tapi sebenarnya juga bisa menentukan sukses tidaknya sebuah bisnis.

Produk baik dengan harga yang pas akan menarik konsumen, menyokong perusahaan agar tetap hidup, serta mendatangkan keuntungan. Tapi untuk mencapai hal tersebut Anda butuh pertimbangan matang. Apa saja hal yang mempengaruhi harga, dan bagaimana caranya menentukan angka tersebut?

Baca juga: Ketahui Kategori Produk yang Paling Dicari Konsumen di Online Shop

1. Cari titik harga yang tak membuatmu rugi

Penetapan harga dapat Anda mulai dengan cara menghitung biaya produksi terlebih dahulu. Ongkos produksi ini secara garis besar terbagi ke dalam tiga unsur, yaitu:

Ongkos material: Masukkan perhitungan semua bahan mentah dan peralatan produksi yang Anda butuhkan.

Ongkos tenaga kerja: Tenaga yang dimaksud meliputi tenaga internal (karyawan perusahaan) dan tenaga eksternal, seperti pengiriman barang atau customer service.

Ongkos lain-lain: Ini adalah biaya yang tidak berhubungan dengan produksi. Contohnya biaya alat tulis kantor, biaya marketing, dan sebagainya.

Setelah menjumlahkan semua biaya tersebut, Anda dapat membaginya dengan proyeksi jumlah produk yang akan Anda jual. Pembagian ini akan menghasilkan apa yang disebut sebagai Break Even Price, yaitu harga terkecil yang bisa Anda pasang pada produk agar perusahaan tidak merugi.

Baca juga: Sudah Coba Fitur Instagram IGTV?

2. Tetapkan harga sesuai milestone berkala

Break Even Price menunjukkan beberapa harga yang perlu Anda pasang agar perusahaan tidak merugi. Tapi pada titik ini, Anda sekedar tidak rugi saja. Sebagai pemilik usaha tentunya Anda ingin mendapat keuntungan, jadi Anda akan memasang harga jual akhir sedikit di atas nilai Break Even Price tersebut.

Hal yang perlu Anda ingat saat menentukan harga adalah jangan terlalu nafsu ingin mendulang untung besar. Sebaliknya, lebih baik Anda membuat rencana milestone berkala, kemudian menyesuaikan perhitungan dengan milestone itu.

Anda juga perlu awas terhadap kompetitor di sekitar. Perhatikan harga produk-produk yang serupa dengan milik Anda, apakah lebih murah atau lebih mahal? Kemudian cari tahu apa penyebabnya. Apakah mereka lebih murah karena menggunakan material yang lebih jelek?

Tidak masalah produk mahal, asalkan Anda menawarkan sesuatu untuk menjustifikasi harga tersebut. Mungkin Anda menawarkan customer service lebih baik, atau kualitas lebih tinggi. Konsumen zaman now sudah pintar, mereka dapat menilai apakah harga suatu produk layak atau tidak. Harga mahal juga dapat memberikan kesan eksklusif.

Baca juga: Ketahui 12 Keunggulan Menggunakan CMS WordPress untuk Pembuatan Website Online Shop

3. Pertimbangkan metode penjualan

Satu hal lagi yang berperan menentukan harga adalah cara Anda menjual produk. Misal, bila Anda menjual barang secara grosir, Anda dapat menawarkan harga rendah karena penjualan terjadi dalam jumlah besar. Tapi harga yang sama untuk penjualan eceran bukan ide bagus.

Penjualan eceran memerlukan waktu lebih lama untuk mendapat untung yang setara dengan satu kali penjualan grosir. Selain itu, kamu mungkin perlu biaya tambahan untuk distribusi barang ke berbagai gerai. Wajar bila harga eceran selalu lebih mahal, terkadang bahkan mencapai dua kali lipat harga grosirnya.

Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk menekan biaya-biaya tersebut. Misalnya dengan melakukan lebih banyak multitasking untuk mengurangi ongkos karyawan, membeli material dari penyuplai yang lebih murah atau grosir, hingga mengakali kebutuhan akan sewa kantor.

Di era serba digital ini, platform e-commerce telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Platform-platform tersebut sangat membantu untuk menekan ongkos, terutama ongkos tempat. Sekarang kita bisa berjualan berbagai produk tanpa memiliki toko. Ini contoh penghematan yang perlu kita pertimbangkan.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Engagement atau Followers?

Post a Comment